- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 18521
Karanganyar – Hadirnya era disrupsi digital yang ditandai dengan masifnya penggunaan teknologi dan internet, berdampak pada tantangan nyata yang dihadapi lembaga penyiaran di Tanah Air. Lembaga penyiaran dituntut mampu berkreasi mengemas program-program yang disiarkan melalui berbagai kanal, termasuk di dunia maya.
“Mau tidak mau, suka tidak suka, kita berhadapan dengan era disrupsi di mana ada pergeseran antara dunia nyata dan dunia maya. Saat ini yang tidak dapat mempertahankan data-data atau hal-hal yang berkaitan dengan internet of thing, mereka akan punah dengan sendirinya. Ini berlaku juga dengan penyiaran,” terang Ketua KPID Jawa Tengah Budi Setyo Purnomo di sela Malam Penganugerahan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah 2019 bertajuk “KPID Menjaga Kearifan Lokal di Era Disrupsi Digitalisasi”, di Lorin Solo Hotel, Sabtu malam (22/6/2019).
Meski kini pemanfataan teknologi dan internet tidak dapat ditepis, Budi menegaskan, program penyiaran berkonten kearifan lokal tetap harus dipertahankan oleh lembaga penyiaran. Oleh sebab itu, KPID Jateng pun berusaha memecahkan rekor Muri melalui penyelenggaraan program pembaca berita terbanyak berbahasa Jawa yang melibatkan para insan penyiaran dan pejabat di Jateng.
“Teman-teman KPID Jawa Tengah membuat rekor Muri membaca berita terbanyak dalam Bahasa Jawa. Tujuannya untuk nguri-uri kearifan lokal kita dan ini diikuti sekitar 300 orang, baik insan penyiaran maupun pejabat-pejabat yang ada di Jawa Tengah,” bebernya.
Budi menjelaskan, Malam Penganugerahan KPID Jateng merupakan kegiatan tahunan sebagai wujud apresiasi terhadap lembaga penyiaran lokal maupun nasional berjaringan di provinsi ini.
“Harapannya, lembaga penyiaran yang ada di Jawa Tengah sangat patuh terhadap apa yang dinamakan komisi penyiaran sebagai pendidikan informasi, dan mereka menggunakan frekuensi milik publik benar-benar untuk kepentingan masyarakat Jawa Tengah,” jelasnya.
Plh Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang turut hadir pada acara tersebut menambahkan, tantangan lain yang dihadapi oleh lembaga penyiaran pada era disrupsi digital adalah bergerak secara sinergi untuk melawan berita bohong (hoaks) dan ancaman paham radikal yang semakin marak menyebar.
“Dengan kemajuan teknologi kali ini, kami berharap kepada seluruh penyiaran Republik Indonesia, khususnya yang ada di Jawa Tengah, menjadi promotor penyelamatan bangsa ini dari paham-paham dan isu-isu yang diembuskan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Tantangan kita bersama untuk mengatasi isu-isu radikalisme, terorisme, dan isu hoaks,” tegasnya.
Gus Yasin, sapaan wakil gubernur, mengapresiasi upaya KPID Jateng melalui program membaca berita berbahasa Jawa terbanyak itu. Hal tersebut merupakan wujud konkret salah satu komitmen melestarikan kearifan lokal.
“Saya salut kepada KPID Provinsi Jawa Tengah pada event kali ini salah satunya adalah penyiaran pemberitaan dengan memakai bahasa lokal yaitu Bahasa Jawa. Ini menunjukkan bahwa rekan-rekan penyiaran, khususnya KPID, sangat ingin nguri-uri tradisi lokal, nguri-uri bahasa kita yang tidak bisa dilawan oleh bahasa-bahasa lain dalam pengajaran moral,” bebernya.
Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu bahkan merasakan tantangan membaca berita berbahasa Jawa. Gus Yasin berpendapat, meski program membaca berita berbahasa Jawa bukan hal yang mudah, namun program tersebut harus terus dipertahankan demi melestarikan kearifan lokal.
“Kebetulan kemarin saya ikut salah satu yang membacakan berita. Itu memang sangat sulit, maka di situlah kita harus lakukan. Jangan sampai kearifan lokal kita lambat laun hilang dengan sendirinya. Bagaimana pun kita harus mengangkat budaya kita dan saya senang karena tadi ada lagu dan mainan anak yang juga ditampilkan,” ujarnya.
Pada acara tersebut, Plh Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyerahkan penghargaan kepada TVRI Jateng karena program Inspirasi Indonesia Episode Kekuatan Kaki menjadi pemenang kategori Program Feature Televisi Terbaik. Selain itu Pop FM Rembang dengan program Tiongkok Kecil yang menjadi pemenang Program Feature Radio Terbaik. Red dari KPID Jateng