Jakarta -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengeluarkan surat imbauan kepada seluruh lembaga penyiaran terkait pemberitaan/liputan kasus dugaan pembunuhan terhadap Brigadir J, Jumat (26/8/2022).
Imbauan berisi permintaan agar lembaga penyiaran memperhatikan dampak psikologis dan sosiologis dengan tidak membuat liputan/pemberitaan/informasi yang menampakkan atau mengekspos anak pada terduga pelaku demi menjaga tumbuh kembang anak. Pertimbangan ini merujuk Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan UU Nomor 23 tahun 2022 tentang Perlindungan Anak.
Dalam imbauan juga disampaikan agar lembaga penyiaran tetap menayangkan pemberitaan dan informasi sesuai dengan asas perlindungan kepada anak dan prinsip-prinsip jurnalistik dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI tahun 2012. ***
Jakarta -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Kementerian Investasi/BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) melakukan pertemuan terkait pemberian hak akses sistem OSS (online single submission) untuk KPI dalam perizinan penyelenggaraan penyiaran. Hak akses ini untuk melengkapi unsur pengawasan penyiaran yang menjadi tugas pokok dan kewenangan KPI.
Di awal pertemuan, Komisioner KPI Pusat, Mohamad Reza, menyampaikan pentingnya fungsi pengawasan siaran demi kebaikan dan keutuhan negeri. Beberapa diantaranya, siaran harus sesuai dengan nilai-nilai dalam Pancasila dan pedoman yang berlaku.
“Kita tak menginginkan ada siaran yang isinya menyebarkan kebencian atau SARA. Inilah salah satu aspek yang perlu diletakkan dalam instrumen OSS yakni pengawasan. Kita perlu memastikan komitmen usaha penyiaran terhadap ke-Indonesiaan, kepatuhan terhadap peraturan serta bentuk format siarannya,” jelas Reza di sela-sela pertemuan yang berlangsung di ruang Pekanbaru, Gedung Suhartoyo, Jumat (26/8/2022).
Selain itu, lanjut Reza, komponen pengawasan dalam OSS juga untuk memastikan data jumlah lembaga usaha penyiaran yang ada di Indonesia yang tersimpan dalam sistem. Dengan begitu, tidak ada kebingungan informasi terkait seberapa banyak jumlah usaha atau lembaga penyiaran yang mesti diawasi KPI.
Deputi Pengembangan Iklan dan Penanaman Modal, Yuliot, mengatakan ada tiga bagian dari pelayanan perizinan yakni, informasi terhadap perusahaan, sistem perizinan perusahaan dan pengawasan atas perizinan berusaha. Terkait pengawasan, tugas ini dilakukan oleh kementerian dan lembaga termasuk KPI.
“Jadi ada sub sistem pengawasan. Kita perlu melihat bisnis proses di KPI ini bagaimana. Apakah ini masuknya ke pelayanan perizinan atau pengawasan. Jika komponen tersebut masuk dalam pengawasan, maka hal itu bisa dilakukan oleh KPI,” katanya.
Dalam rapat pembahasan itu, turut hadir perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui jejaring internet. ***
Banyuwangi -- Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Hardly Stefano, melakukan kunjungan kerja ke Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (18/8/2022). Dalam lawatannya, disampaikan pentingnya penguatan literasi media ke masyarakat dengan menggandeng kalangan akademisi. Dia berharap kerja sama ini dapat menguatkan nalar masyarakat untuk cerdas bermedia.
Hardly menyampaikan, sebagai regulator penyiaran, pihaknya memiliki kewajiban untuk menegakkan fungsi penyiaran yang sehat serta berkualitas dan ini dimulai dari lingkungan kampus. Menurtunya, para agen intelektual yang ada di kampus merupakan kepanjangtanganan KPI untuk sosialisasi dan literasi ke masyarakat.
“Sebagai representasi publik, KPI merasa terpanggil untuk menunaikan tugasnya dimulai dari kampus,” kata Hardly.
Lebih lanjut, Hardly mengatakan, melalui kerja sama Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa (GLSP) yang menjadi program prioritas KPI, masyarakat wajib mendapatkan pengetahuan lebih misalnya tentang apa itu digitalisasi.
Terkait digitalisasi ini, Hardly menyampaikan ragam manfaat yang dapat dihasilkan dari peralihan siaran analog ke digital yang salah satunya akan ramainya konten kreator di Indonesia. Dan, sebagai generasi muda, dia berharap ke depan mahasiswa Indonesia memiliki kompetensi membuat sebuah konten siaran yang berkualitas serta mengedukasi masyarakat.
“Oleh karenanya, KPI ingin masyarakat dapat memahami bagian dari unsur digital, bukan sebagai penikmat saja, tapi bagaimana ikut meramaikan era ini dengan melahirkan karya yang apik,” imbuh Hardly.
Dalam kesempatan itu, Rektor Untag 1945 Banyuwangi, Dr. Andang Subahatiyanto, menyatakan apresiasinya kepada KPI yang siap bekerja sama dengan pihaknya untuk menggelar kegiatan Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa. Senada dengan pernyataan Hardly, pihaknya merasakan ada sebuah kebutuhan literasi kepada mahasiswa sebagai distributor informasi yang menyejukan.
“Karena mahasiswa ini kan bersentuhan langsung ke masyarakat, saya menyambut baik jika ke depan program unggulan Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa yang digagas KPI ini bisa ikut serta dalam kegiatan di kampus kami,” tutur Andang. Maman/Editor: RG dan MR
Jakarta -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memutuskan menjatuhkan sanksi teguran untuk Program Siaran “Pagi Pagi Ambyaaarrr” di Trans TV, Program Siaran “Selebrita Heits” di Trans 7, dan Program Siaran “Hunting” di Net. Ketiga program siaran ini kedapatan melanggar peraturan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) tahun 2012 terkait penghormatan privasi dalam siaran.
Pelanggaran yang ditemukan di Program Siaran “Pagi-Pagi Ambyaar” tanggal 03 Agustus 2022 pukul 08.30 WIB. Program yang diberi klasifikasi R (Remaja) tersebut membahas konflik perceraian rumah tangga a.n. Dewi Perssik dengan a.n. Angga Wijaya (mantan suami Dewi Perssik). Dalam tayangan tersebut Dewi Perssik mengungkapkan kemarahannya dengan menyebutkan beberapa persoalan dan aib pribadi mantan suaminya di antaranya menilap uang miliknya selama menjadi suami dan dianggap kerap melakukan pencitraan di hadapan media. Bentuk pelanggaran yang sama juga terjadi di Program Siaran “Selebrita Heits” di Trans 7 tanggal 4 Agustus 2022 pukul 09.35 WIB.
Adapun pelanggaran yang ditemukan KPI pada Program Siaran “Hunting” Net terjadi di tanggal 05 Agustus 2022 pukul 12.15 WIB. Acara yang berklasifikasi R13+ membahas konflik perceraian rumah tangga a.n. Jonathan Frizzy dengan mantan istrinya a.n. Dhena Devanka. Dalam tayang terdapat visual pertengkaran di antara keduanya, rekaman tayangan saat gedor pintu, chat melalui telepon seluler, dan status di media sosial yang saling membongkar aib.
Berdasarkan Peraturan KPI Nomor 01/P/KPI/03/2012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) Pasal 13, lembaga penyiaran wajib menghormati hak privasi seseorang dalam memproduksi dan/atau menyiarkan suatu program siaran, baik siaran langsung maupun siaran tidak langsung.
“Kami menegaskan penyiaran tentang persoalan privasi sudah diatur jelas dalam P3SPS. Penyampaian isi tayangan seperti harus disampaikan dengan hati-hati, memperhatikan dan memahami bahwa tayangan tersebut jangan sampai mendorong berbagai pihak yang terlibat dalam konflik mengungkapkan secara terinci aib dan atau kerahasiaan masing-masing pihak yang berkonflik. Tidak merusak reputasi objek yang disiarkan dan tidak memperburuk keadaan objek yang disiarkan. Unsur ini yang tidak boleh disiarkan,” jelas Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo, Rabu (24/8/2022).
Selain itu, dalam Pasal 14 Ayat (1) P3 disampaikan bahwa lembaga penyiaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada anak dengan menyiarkan program siaran pada waktu yang tepat sesuai dengan penggolongan program siaran.
“Lembaga penyiaran wajib memperhatikan kepentingan anak dalam setiap aspek produksi siaran. Apakah tayangan tersebut sudah ramah dan pantas untuk mereka karena kita harus mengantisipasi dampak yang disebabkan dari tayangan tersebut. Pengungkapan privasi, aib, dan konflik perceraian tidak sepantasnya ditonton atau didengarkan anak. Jangan sampai hal seperti itu dianggap perilaku yang wajar," tambah Mulyo Hadi.
Berdasarkan klasifikasi program acara, ketiga program siaran ini dilabeli klasifikasi R (remaja) atau R+BO. Artinya, program dengan klasifikasi demikian mestinya mengandung muatan, gaya penceritaan dan tampilan yang sesuai dengan perkembangan psikologis kalangan remaja.
“Apakah bentuk tayangan seperti itu pantas buat mereka, tentunya tidak. Inilah yang harus dipahami pihak lembaga penyiaran dalam memberi kategori atau klasifikasi penonton programnya. Jangan sampai salah sasaran sehingga memberi dampak yang tidak baik. Belum lagi jika ada anak dari hasil pernikahan mereka,” tutur Mulyo.
Mulyo mendorong setiap program siaran dengan klasifikasi seperti ini mestinya diisi dengan konten yang mengandung nilai pendidikan dan ilmu pengetahuan, nilai-nilai sosial dan budaya, budi pekerti, hiburan, apresiasi estetik, serta penumbuhan rasa ingin tahu remaja tentang lingkungan sekitar. “Jangan sampai tayangan tersebut justru mendorong remaja belajar tentang perilaku yang tidak pantas atau membenarkan perilaku membuka privasi dan aib itu sebagai hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari mereka,” ujarnya.
Terkait pemberian sanksi itu, Mulyo meminta kepada ketiga stasiun televisi agar menjadikan teguran ini sebagai bahan evaluasi internal dan perbaikan ke depan sehingga pelanggaran serupa tidak terulang. “Kami berharap hal-hal seperti ini tidak terjadi sehingga tayangan kita makin baik, aman dan ramah untuk siapa pun termasuk anak kita,” tandasnya. ***
Jakarta - Gedung Pelni merupakan saksi bisu bagaimana detik-detik berita Proklamasi tersiar sampai Surabaya. Pada zaman Jepang, gedung yang berada di Jalan Pahlawan itu merupakan kantor berita Domei.
Domei Tsushinsha atau Domei adalah kantor berita milik Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia ke-2. Kantor berita Domei di bawah kendali Kementerian Komunikasi dan Perang Jepang yang tersebar dan berjejaring di luar negeri.
Meski di bawah kendali Jepang, namun kantor berita Domei punya peranan penting dalam menyiarkan berita Proklamasi. Meski demikian, penyiaran itu harus kucing-kucingan dengan Hodokan (lembaga sensor pemerintah pendudukan Jepang).
Pada Jumat, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan Soekarno-Hatta. Usai dibacakan, Hatta memerintahkan agar berita ini disiarkan ke penjuru negeri.
Perintah ini selanjutnya dilaksanakan Adam Malik dengan menghubungi kantor berita Domei di Jakarta. Ia meminta para markonis untuk menyiarkan berita Proklamasi tanpa harus meminta izin Hodokan.
Berita Proklamasi dari kantor berita Domei Jakarta ini disiarkan dengan sandi morse akhirnya sampai di kantor berita Domei di Surabaya. Sandi morse tersebut tiba pada shift kedua yang saat itu dijaga oleh dua orang markonis Jacob dan Soewardi.
Ady Setyawan dalam bukunya "Surabaya di Mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu?" menjelaskan teks morse proklamasi diterima oleh dua markonis yakni Jacob dan sumadi atau Soewardi. Versi lain menyebutka Jacob dan Soewardi menerima teks morse itu tepat pada pukul 11.44 WIB.
Keduanya saat itu tengah bertugas pada shift kedua yakni antara pukul 10.00 WIB hingga 16.00 WIB. Berikut pesan morse yang diterima Jacob dan Soewardi:
bra djam 12.00 aug tg.17
domei 007 djakarta = (proklamasi)
kami bangsa indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan indonesia titik
hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan dll diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja titik
djakarta hari toejoeh belas boelan delapan 2605 titik
atas nama bangsa indonesia soekarno strip hatta
rd at 1205
Masih menurut Ady, usai menerima teks morse proklamasi tersebut, Jacob selanjutnya meneruskan teks ke bagian redaksi yang digawangi Bintarti dan Soetomo alias Bung Tomo.
"Morse yang diterima Jacob selaku markonis langsung diteruskan ke bagian redaksi Bintarti dan Soetomo, berita diteruskan juga secara berantai dari mulut ke mulut," tulis Ady seperti dikutip detikJatim.
Kabar Proklamasi ini akhirnya terdengar juga oleh surat kabar Soeara Asia. Kebetulan gedung Soeara Asia bersebelahan dengan gedung kantor berita Domei.
Mendengar kabar ini, surat kabar Soeara Asia berniat menayangkannya. Namun buru-buru niat itu urung dilakukan karena pihak Jepang memberi klarifikasi dan membantah berita Proklamasi tersebut.
"Soeara Asia adalah surat kabar di Jawa Timur dengan penyebarannya hingga Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Awalnya mereka berniat segera menaikkannya menjadi berita. Namun karena segera datang berita bantahan mereka menjadi ragu dan berinisiatif untuk mencari kebenaran berita tersebut langsung ke Jakarta," papar Ady.
Pada sore hari itu, Soeara Asia segera melakukan konfirmasi ke Jakarta terkait kebenaran berita Proklamasi. Setelah yakin berita tersebut benar. Maka Soeara Asia segera menayangkannya dan menjadi headline.
Soeara Asia sendiri baru bisa menayangkan berita Proklamasi itu pada tanggal 18 Agustus 1945. Sedangkan berita yang ditayangkan tanpa memuat isi teks Proklamasi. Red dari berbagai sumber/detik
Assalamualaikum. Ini hanyalah asumsi saya. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan atau menyinggung. Saya hanya sedang sebal dengan berita Mayang-Fuji yang menurut pandangan saya hanya mencari sensasi. Saya tidak ingin berkoar-koar di media sosial. Saya ingin mencurahkan perasaan saya di sini.
Saya sudah bosan dengan berita Mayang Fuji. Alangkah baiknya diblokade saja keduanya. Pusing,, ada fans fanatik,, membully yang berlebihan. Wartawan juga ad sikap tidak sopan yang bila masuk tv akan ditiru oleh masyarakat. Dulu Vanessa dihina-hina berlebihan sebab kasus porn,, setelah meninggal jadi banyak yg fans. Banyak memasukkan Raffi Ahmad dan segala aktivitasnya ke tv juga tidak bagus. Berita hal sepele masuk tv apakah tdk ada berita lain yang lebih berkelas, seperti teknologi. Saya rasa tidak pernah melihat berita teknologi di tv. Atau pemberitahuan tentang proses terjadinya tsunami, gunung meletus, atau hal bermanfaat yang lainnya. Recycle, reduce, reuse tentang sampah. Ini tv hanya menjadi ajang pembodohan publik yang membuat otak warga Indonesia hanya berasumsi dan tentang berbagai persoalan yang itu-itu aja agamalah, sara lah. Artis yg Tdk bertalenta tidak usah lah dimasukkan ke tv. Mereka pansos biarin, jalan rezeki masih banyak, biar cari yang lain saja. Verrel Bramasta minum es di pinggir jalan lah. Bilqis pintar bahasa Inggris lah. Kenapa gak kita buat saja pembelajaran Bahasa Inggris. Publik menjadi fansnya karena ya mereka-mereka itu lah yang dimasukkan ke tv.
Acara tv juga saya mengharapkan yang bagus. Bukan hanya sinetron asal-asalan yang diputar setiap hari. Kalau dananya untuk buat yang bagus mungkin hanya sebuah film. Yang diputar tidak bisa setiap hari juga tidak apa-apa. Ya lumayanlah ada mutunya.
Mana ada lagi sinetron IPA&IPS tentang cinta-cinta. Roknya pun pendek. Padahal di sekolah negeri sendiri boleh tidak memakai jilbab bahkan untuk umat muslim. Tetapi untuk wanita diharuskan pakai rok dari pinggul sampai mata kaki/ rok panjang. Untuk pemain terlalu dewasa,, terlihat tua dan tidak natural. Pilih pemain yang lebih natural dan adalah bakat di bidang pendidikan. Gak cuma sinetron yang isinya marah-marah, pacaran dan pintar bergaya saja. Kids zaman now jadi ikutan gaya-gayaan. Mereka malas belajar, malah nongki di Starbucks, nongki di mall, memaksa orang tuanya beli motor gede (moge). Anak cewe pada jalan-jalan pakai helm bogo, masker duckbill, memakai riasan berlebihan. Ini sudah zaman globalisasi loh. Sudah semakin bersaing. Masa seperti ini yang kita persiapkan kepada calon penerus bangsa. Kebetulan saya masih bersekolah di SMA dan banyak mengamati. Banyak anak laki & perempuan makin berani,, berpelukan badan dan cium pipi di sekolah.
Saya sempat berpikir ingin pindah ke negara Bhutan. Dan suatu hari mutasi ke negara itu. Karena menurut info yang ada di internet itu negara yang sederhana tapi penuh ketenangan.
Indonesia pendidikan cukup baik tapi perlu ditingkatkan. Korupsi sebaiknya tidak merajalela. Kasian penerus kita nanti yang harus bayar utangnya. Djoko Djandra tidak diberikan hukuman yang setimpal. Saya harap Indonesia semakin makmur dan baik. Amin.
Mohon maaf sebesar-besarnya bila dianggap kasar dan tidak etis.
Pojok Apresiasi
Suhendar
Seringkali dalam tayangan adu mulut antara Tisna dan Yuli dihadapan Anto "mereka". Menurut saya bisa mempengaruhi perkembangan mental pemeran Anto, karena sering melihat situasi "pertengkaran orangtuanya".