- Detail
- Dilihat: 14805
(Jakarta: 18/4) - Operator televisi di Indonesia harus menyadari pentingnya menyiarkan tayangan yang mendidik dan rasional guna mencerdaskan masyarakat. Ada banyak masalah penting yang layak ditayangkan televisi namun belum muncul saat ini, kalah dengan sinetron atau infotainment yang menyajikan isu tidak penting. Hal tersebut disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, saat memberikan ceramah kunci dalam acara Indonesia Broadcasting Expo (IBX) 2013 di Balai Kartini, Jakarta (18/4).
Menurut Tifatul, guna mencapai visi 2045 yakni Indonesia maju dan modern, dunia penyiaran punya peran besar dalam mewujudkan visi besar tersebut. Saat ini, ujar Tifatul, Indonesia memiliki jam menonton televisi 1 jam lebih banyak dari orang Amerika, yakni 4 jam sehari. Untuk itu tayangan di televisi kita, tentu saja harus yang berkualitas dan mencerdaskan.
Masyarakat harus diajak untuk ikut mencapai visi besar, Indonesia yang maju dan modern tersebut, ujar Tifatul. Karenanya, dia menilai KPI harus ikut melakukan audit atas rating yang selama ini dijadikan dasar bagi televisi menentukan model tayangannya. Sekali lagi Tifatul mengingatkan agar stasiun televisi tidak menjadikan rating sebagai berhala.
Kementerian yang dipimpin Tifatul saat ini sudah menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi untuk membuat rating alternatif dengan jalan memberikan penilaian atas kualitas tayangan televisi. Lebih jauh, Tifatul berharap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) perlu diperkuat untuk mengawasi konten siaran televisi, sehingga masyarakat ikut tercerahkan dan tercerdaskan dengan hadirnya tayangan berkualitas di ruang siar mereka.
Usai memberikan sambutan, Tifatul juga menandatangani Deklarasi Gerakan Masyarakat Sadar Media (Gemasada). Sebuah gerakan yang digagas oleh KPI guna menghadirkan masyarakat yang sadar dalam menyikapi serta memanfaatkan media berikut pesannya secara benar. Selain itu, menurut Idy Muzayyad, Ketua Panita IBX 2013, Gemasada juga mendorong media yang ada saat ini menjadi media sehat yang konsisten menjalankan fungsinya (informasi, pendidikan, hiburan, kontrol dan perekat social) secara adil dan berimbang. Dengan adanya harmoni antara media dan masyarakat tersebut, menurut Idy, akan meneguhkan spirit Indonesia yang didasarkan atas nilai-nilai luhur bangsa ini, serta nilai Pancasila.