- Detail
- Ditulis oleh Super User
- Dilihat: 2513
Singapura -- Komisioner KPI Pusat Yuliandre Darwis bersama Ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Syafril Nasution dan Wakil Ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Neil Tobing berkunjung ke Stasiun Televisi Channel News Asia (CNA) Singapura, Senin (21/6/2022). Dalam kesempatan baik itu, ditanyakan bagaimana CNA dapat sukses membangun TV berita, sedangkan di Indonesia TV berita mendapatkan penonton dan rating yang rendah. Penonton Indonesia kebanyakan menonton program entertainment.
Wakil Ketua ATVSI Neil Tobing mengatakan salah satu tantangan terbesar saat ini adalah masyarakat Indonesia lebih memilih mencari berita melalui gawai secara online dibandingkan menonton berita di TV. Dia mencontohkan jika MNC Group juga memiliki sekitar 8 news portal online.
Assistant Lead Channel Distribution News Group CNA Cindy Yeo menyebutkan, saat ini industri televisi menghadapi masalah yang sama yakni beralihnya minat masyarakat dari menonton televisi ke media online. Dia menilai jika generasi muda saat ini tidak lagi membutuhkan televisi.
Chief Editors Current Affairs News Group Tan Lek Hwa menambahkan CNA sudah mempelajari adanya pergeseran perilaku masyarakat ini sejak 1999 bahkan pada saat televisi masih dalam bisnis utama. CNA sudah membuka portal digitalnya sejak tahun tersebut. Tan Lek Hwa menambahkan saat ini pihaknya masih mempelajari dan melakukan research bagaimana minat masyarakat terhadap siaran televisi yang di convert (diubah) ke media sosial.
Komisioner KPI Pusat Yuliandre Darwis juga menambahkan, bahwa perilaku generasi muda saat ini sedikit kompleks. Menurutnya, mereka butuh sudut pandang konten yang berbeda dari generasi boomer dan milenial saat ini. Jadi Lembaga Penyiaran harus menyesuaikan setiap konten-konten yang ditempatkan pada platform-nya masing-masing.
Pendapat ini disepakti Tan Lek Hwa seraya menambahkan setiap kali mereka mau memasukan konten televisi ke website maupun platform sosial media manapun, mereka selalu menyesuaikan kontennya terlebih dahulu.
Dia menuturkan, untuk membuat konten, CNA memiliki orang yang ahli dalam setiap media sosial, seperti konten kreator Tiktok, Instagram, dan website. Masing-masing ahli nantinya akan menganalisa bagaimana perilaku penonton di masing-masing platform. Hal ini yang dapat dijadikan contoh Lembaga Penyiaran di Indonesia untuk bersaing dengan konten-konten media baru. Bianca/Editor: RG