Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam terkait letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin (04/11/2024) dini hari. Sedikitnya 10 orang tewas, puluhan lainnya luka-luka, serta sejumlah bangunan terbakar akibat 'hujan material' dari letusan. Warga yang tinggal di belasan desa dari tiga kecamatan di kabupaten itu pun merasakan dampaknya.
Terkait hal itu, KPI mengingatkan peran utama lembaga penyiaran (TV dan radio) dalam hal mitigasi kebencanaan. Anggota KPI Pusat, Tulus Santoso menjelaskan, lembaga penyiaran dapat menyiapkan langkah-langkah antisipasi yang perlu dilakukan masyarakat sebelum atau sesudah kejadian bencana.
“Dalam situasi darurat seperti ini, peran media penyiaran sangat penting. Di saat genting, media penyiaran dapat membantu masyarakat memahami langkah-langkah antisipasi yang harus diambil masyarakat seperti mengikuti arahan evakuasi, menghindari daerah yang berbahaya dan tentunya juga memastikan rasa tenang dan aman bagi masyarakat,” urai Tulus.
Menurut Tulus, pihaknya berkomitmen memastikan lembaga penyiaran hadir memberikan informasi kebencanaan yang bertanggung jawab seusai kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, katanya, masyarakat yang terdampak bisa mengabil langkah yang cepat dan aman.
Adanya informasi dari TV dan radio, yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan kebenaran, akan memberi manfaat bagi masyarakat di luar wilayah tidak terdampak. Dari informasi itu, masyarakat dapat mengambil langkah lain termasuk dalam hal mendistribusikan bantuan.
“Mari kita dukung bersama penyiaran yang professional, peduli dan mampu bertahan di era digital. Bersama KPI, mari wujudkan penyiaran yang bukan hanya menghibur tapi juga mampu melindungi dan menyelamatkan sesama,” tutur Tulus Santoso. ***