Jakarta - Televisi harus menyiarkaan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) secara optimal untuk mengedukasi masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial. Hal ini disampaikan Aliyah, Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat saat pelaksanaan Evaluasi Tahunan pada 15 stasiun televisi yang bersiaran jaringan. Aliyah kembali mengingatkan hal serupa saat KPI menggelar Evaluasi Tahunan pada PT Metropolitan Televisindo yang memiliki nama udara RTV, (5/6). 

Menurut Aliyah, dinamika yang terjadi di media digital saat ini sudah sangat memprihatinkan. Ada banyak kasus kekerasan baik itu terhadap anak atau pun perempuan yang diunggah di media sosial yang saat ini sudah menjadi ruang publik.  Sebagai institusi yang punya pengaruh besar pada publik, Aliyah berharap peran edukasi dijalankan oleh lembaga penyiaran, sebagai usaha meminimalisir perilaku negatif yang menyebar lewat media sosial. 

Hal lain yang disampaikan Aliyah pada RTV adalah potensi pelanggaran yang muncul dalam tayangan sepanjang tahun 2023, sekalipun tidak ada sanksi sama sekali untuk RTV. Menurutnya, perlu ada evaluasi atas tayangan yang diduga memuat adegan berbahaya dalam film animasi. Selain itu, RTV juga diminta memperhatikan siaran asing yang sudah melebihi batas yang ditetapkan oleh regulasi. 

Aliyah mengapresiasi keberhasilan RTV meraih prestasi pada Anugerah Penyiaran Ramah Anak (APRA) 2023. Namun demikian, ujar Aliyah,  banyak tayangan animasi di RTV yang masih re-run, padahal pemirsa juga mengharapkan adanya tayangan fresh program  yang dihadirkan.

Sebagai pemimpin forum dalam Evaluasi Tahunan, Wakil Ketua KPI Pusat Muhammad Reza mengingatkan tentang implementasi Sistem Stasiun Jaringan (SSJ). “Kami sempat mendatangi beberapa daerah dengan tayangan lokal yang cukup memprihatikan. Apakah tidak ada strategi khusus untuk memperbaiki tayangan lokal?”ujarnya. Dari pemantauan KPI Pusat, alokasi tayangan lokal pada jam produktif, belum dipenuhi oleh RTV. Reza meminta, RTV tidak menayangkan siaran lokal pada jam-jam hantu. 

Menanggapi evaluasi dari KPI Pusat, Mirza Mustiko selaku Deputy Director Corporate Communication RTV menyampaikan komitmennya untuk menjadi televisi ramah anak yang mengajarkan pemirsa tentang budi pekerti. RTV mengakui, memang ada sedikit adegan kekerasan pada program animasi. Catatan dari KPI ini akan menjadi perhatian penuh dari jajaran program RTV. Sedangkan tentang dominannya program asing di RTV, diakui karena adanya kesulitan mencari sumber program animasi lokal yang berkelanjutan. “Belakangan kamu baru mendapatkan program animasi IBRA, yang kemarin menerima penghargaan pada Anugerah Syiar Ramadhan,” ujarnya. 

Hadir pula dalam Evaluasi Tahunan untuk RTV, anggota KPI Pusat bidang kelembagaan, yakni Amin Shabana yang menyampaikan hasil Indeks Kualitas Program Siaran Televisi di tahun 2023, serta Evri Rizqi Monarshi yang mengapresiasi komitmen RTV menjaga siaran tetap ramah terhadap anak dan keluarga. Adapun jajaran RTV yang turut hadir dalam Evaluasi Tahunan 2024 adalah Ananto Prabowo (Kepala Divisi Program), Pinkan Laluyan (Kepala Divisi produksi), Levianer G.S Silalahi (Wakil Pemimpin Redaksi), Nafi Azhari (Manager Akuisisi dan Scheduling), Widiyastomo dan Nono Koswara (Manager Produksi), serta Budi (Sekretaris Head Corporate Communication). 

 

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.