Jakarta – Diseminasi Indeks Kualitas Program Siaran Televisi (IKPSTV) 2023 telah sampai pada pembahasan untuk kategori program siaran anak. Pembahasan kategori ini digelar di Universitas Pembagunan Nasional (UPN) “Veteran” Jakarta, Selasa (10/10/2023). Melibatkan 12 perguruan tinggi negeri (PTN) se-Indonesia, kegiatan ini bertujuan mengukur sejauh mana kualitas program siaran televisi di Indonesia. 

Rektor Univesitas UPN “Veteran” Jakarta, Dr. Anter Venus mengatakan, mengukur perilaku anak tidak bisa hanya dilihat dengan definisi atau pengamatan pribadi tanpa dilandasi oleh data. Indeks kualitas yang digagas KPI bersama 12 PTN, salah satunya UPN Veteran Jakarta ini, merupakan ukuran terperinci dari apa yang dilihat anak. Hal ini nantinya tercermin dari sebuah bagian dalam produk sosial.

”Dimensi kultural pun tak lepas dari latar belakang setiap anak untuk tumbuh dan berkembang. Bagaimana anak bertindak itu bersumber dari media penyiaran yang memiliki pengaruh cukup tinggi,” kata Anter saat memberikan materi di kegiatan diseminasi tersebut.

Dia menambahkan perkembangan industri media hari ini juga memengaruhi tumbuh kembang anak di lingkungan sosialnya. Dewasa ini, lanjut Anter, anak Indonesia tidak lagi menjadi generasi yang polos, melainkan juga memiliki nalar kritis, tajam dengan apa yang terjadi di lingkungannya. Interaksi anak sekarang memberikan sudut pandang tersendiri dari hasil penyerapan mereka melalui media penyiaran. 

“Saya simpulkan dewasa ini anak Indonesia juga memiliki nalar kritis dan mampu memberikan pendapat mereka berdasarkan hasil interaksi mereka. Anak jangan lagi dianggap meraka adalah generasi yang polos, namun memiliki kemampuan kritis berdasarkan hasil interaksi dengan lingkungan terdekat yang mematangkan mereka,” jelasnya

Anggota KPI Pusat yang juga penanggung jawab IKPSTV, Amin Shabana menuturkan, ikhtiar pihaknya dalam mewujudkan siaran ramah anak tentu sejalan dengan seluruh civitas akademika di UPN Veteran Jakarta. Berdasarkan data yang dimiliki KPI Pusat dari Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP), terdapat 924 Lembaga Penyiaran sudah bermigrasi dari siaran analog ke siaran digital. Hal ini mendasari bahwa KPI membutuhkan sejumlah pakar untuk menentukan kualitas siaran televisi. 

“Mengukur sebuah kualitas terlepas dari Analog Switch Off (ASO) tidak hanya menyikapi satu prespektif sebagai regulator yang bermain dalam sejumlah aturan,” tutur Amin.

Lebih lanjut, Amin menilai, dimensi dari sebuah penilaian yang dilakukan oleh unsur informan ahli merupakan data valid untuk mengukur sebuah tayangan tersebut berkualitas. Ke depan, dia berharap forum diseminasi ini, khususnya untuk kategori program anak, dapat menyatukan ekosistem penyiaran di tanah air. Bersinergi dan menguatkan peran Lembaga Pendidikan (universitas), bukan hanya mengejar kepopuleran sebuah program acara, tapi kualitas tayangannya. 

“Salah satu temuan yang menarik dari IKPSTV, KPI akan mendorong ekosistem penyiaran digital khusus tayangan yang ramah anak. Berbagai informasi dan tayangan dari media sosial menjadi tantangan yang berat, bukan saja KPI tapi juga masyarakat umum,” kata Amin.

Sebelum acara berlangsung, dilakukan penandatanganan Implementation Agreement antara KPI Pusat dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UPN Veteran Jakarta terkait pelaksanaan Indeks Kualitas Program Siaran Televisi. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN Veteran Jakarta, Dr. S. Bekti Istiayanto, Koresponden Ahli Ketegori Anak IKPSTV, Aniek Irawati, Pengendali Lapangan Wilayah Jakarta, Vinta Sevilla, dimoderatori oleh Dr. Kusumajanti dan sejumlah akademisi Ilmu Sosial dan Politik. Syahrullah

 

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.