Kupang -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun atau Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Masa Depan Radio di Indonesia” di Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, (9/10/2023). Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan profesionalitas penyelenggaraan radio siaran dan peningkatan kapasitas sumber daya radio di tanah air.
FGD ini dihadiri Ketua KPI Pusat, Ubaidillah, Koordinator Bidang Kelembagaan sekaligus penanggungjawab kegiatan, I Made Sunarsa, Sekretaris KPI Pusat, Umri, Ketua KPID Nusa Tenggara Timur, Godief R. Poyk dan jajaran komisioner KPID NTT, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah Nusa Tenggara Timur, Frederik C.P. Koenunu serta narasumber dan peserta yang ahli (expert) di bidang radio.
Adapun narasumber yang dihadirkan Education Research and Development of Human Resources PRSSNI, Ibu Vinily Lesmana, Direktur Female Radio Jakarta, Chandra Novriadi, dan Dendan Ronggo Astono, Station Manager Phoenix Radio Bali. Sementara itu peserta yang dihadirkan adalah radio-radio di NTT, jajaran KPID NTT, Anggota KPID Jawa Barat Achmad Abdul Basith, Anggota KPID Riau Hisam Setiawan, dan Komisi Informasi Daerah (KID) NTT.
Ketua KPI Pusat, Ubaidillah mengatakan kegiatan yang dilakukan KPI merupakan bentuk keberpihakkan KPI kepada radio. Sebab amanah Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 KPI mengawasi televisi dan radio.
“Radio akademi kita angkat secara nasional berangkat dari kisah baik penyelenggaraan Radio Akademi di Bali yang bertujuan membuat radio di Indonesia lebih baik dan berkualitas dari sisi program, sumber daya manusia, kelembagaan, bisnis dan informasi radio sesuai dengan kebutuhan Masyarakat,” katanya.
Sementara itu, I Made Sunarsa, Korbid Kelembagaan KPI Pusat, mengatakan Radio Akademi dilaksanakan dalam rangka menjalankan kewajiban KPI meningkatkan sumber daya manusia (SDM) radio yang profesional. Diskusi ini akan menyusun kurikulum atau modul untuk membuat seluruh radio di Indonesia menjadi lebih baik.
“Kita akan menyusun dua modul, modul pertama terkait kontennya dan modul kedua berkaitan tentang bisnis radio. Nanti di tahun 2024 hasil modul hari ini akan menjadi dasar pelaksanaan Radio Akademi di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Diskusi bersama ini dibuka Kepala Dinas Kominfo NTT Frederik C.P. Koenunu. Dalam sambutanya, Frederik menyatakan kota Kupang harus jadi menjadi tonggak sejarah lahirnya Radio Akademi yang akan dipakai di seluruh Indonesia.
“Kita harus berkolaborasi antara stakeholders, Kominfo NTT, KPI, KPID, radio NTT dan lainnya. Saya memberikan aspirasi yang tinggi akan kegiatan ini. Saya berharap kegiatan FGD ini dapat menghasilkan pedoman dan program yang bermutu dan mengedukasi yang membantu aktifitas serta produktivitas dari lembaga radio sehingga bermanfaat bagi Masyarakat,” pungkas Frederik. */Foto: Tedy R