Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengajak seluruh komponen Kohati (Korps HMI Wati) ikut ambil bagian dalam membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan menjadi agen-agen literasi di tengah masyarakat. Peran edukasi ini harus dapat dilakukan anggota Kohati dimanapun dan kapanpun berada.

Permintaan tersebut disampaikan Komisioner KPI Pusat, Nuning Rodiyah, pada saat menerima kunjungan pengurus baru Kohati PB (Pengurus Besar) HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) di Kantor KPI Pusat, Senin (3/5/2021).

“Literasi ini diharapkan dapat membentuk masyarakat kita menjadi cerdas dalam memilih dan memilah siaran baik dan bermanfaat. Apalagi ke depan, tepatnya di tahun 2022, Teknologi siaran kita akan beralih dari siaran analog ke digital. Perubahan sistem siaran ini akan diikuti dengan hadirnya banyak saluran atau kanal televisi,” lanjut Komisioner bidang Kelembagaan ini.

Menurut Nuning, sinergi antara KPI dan KOHATI serta organisasi kemahasiswaan sejenis dalam menyambut peralihan sistem penyiaran nasional ke digital sangat penting. Pasalnya, dengan kemampuan jejaring yang luas seperti yang dimiliki Kohati hingga ke daerah, sosialisasi ke masyarakat tentang migrasi siaran analog ke digital jadi mudah, tepat sasaran dan massif. 

“Pada saat perpindahan nanti, seluruh siaran televisi analog akan mati dan tidak dapat menerima siaran jika tidak memiliki set top box. Hal inilah yang harus disampaikan ke masyarakat. Alih teknologi saja mungkin sederhana dan mudah, tapi yang paling penting adalah persiapannya dan dampak penerimaan konten siaran yang beragam inilah yang juga perlu didukung oleh adik-adik di Kohati,” pinta Nuning.

Nuning juga mengajak KOHATI untuk menjadi bagian dari pendorong kebijakan pemerintah dalam menciptakan ekosistem penyiaran digital yang lebih baik salah satunya dengan mendorong industri penyiaran agar memproduksi konten siaran yang berkualtias dan ramah perempuan. “Kita ingin pelaku-pelaku penyiaran memiliki sensitifitas gender yang nantinya dapat membentuk wajah siaran televisi dengan pandangan yang baik dan positif terhadap kaum perempuan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Nuning berharap kepada pengurus dan elemen Kohati untuk tetap menjadi mitra kritis bagi KPI untuk mengawasi siaran televisi dan media lainnya. “Saya juga berpesan untuk terus membangun sinergi yang strategis dalam membangun bangsa. Selain itu, harus berpikir secara nasional dan tidak mengedepankan ego sektoral. Dan tidak lupa untuk dapat memanfaatkan ruang-ruang digital yang ada secara positif dan maksimal,” pesannya.

Sementara itu, Ketua Umum Kohati PB HMI, Umairoh Fauziah, menyambut baik ajakan KPI untuk bersinergi dan menjadi agen literasi media bagi masyarakat. Menurutnya, masyarakat harus cerdas dalam memanfaatkan media khususnya kaum perempuan. “Banyak penonton televisi itu kaum perempuan dan harus ada edukasi untuk mereka,” katanya. ***/Foto: AR

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.