Komisioner KPI Pusat bidang Kelembagaan, Yuliandre Darwis.
Jakarta -- Hasil dari Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV tahun 2020 kolaborasi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Bappenas di 12 Kota diharapkan menjadi data bermanfaat bagi siapapun yang memerlukanya. Tak hanya masukan bagi industri penyiaran dan pengiklan, hasil evaluasi dari informan ahli pilihan dan berpengalaman serta ahli diberbagai bidang pengetahuan dari 12 Perguruan Tinggi ini, dapat menjadi bahan diskusi di ruang-ruang kelas formal maupun non formal.
“Kami berharap hasil dari riset indeks kualitas ini tidak mangkrak begitu saja setelah kegiatan riset ini usai. Tapi lebih dari itu harus bermanfaat dan diimplementasikan menjadi data yang berguna untuk penelitian dan diskusi di kalangan Akademisi dan Perguruan Tinggi. Data ini tidak boleh berhenti hanya pada workshop ini saja,” kata Komisioner KPI Pusat, Yuliandre Darwis, saat membuka secara daring Workshop Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV Periode I tahun 2020 untuk wilayah Kota Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Andre melanjutkan, data riset KPI ini dapat pula digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi produsen konten (rumah produksi) dan lembaga penyiaran membuat sebuah konten yang ideal untuk masyarakat Indonesia. Pasalnya, penilaian yang diberikan akan berbeda satu sama lain karena sudut pandang setiap kota berbeda dengan kota lainnya.
“Jadi data ini dapat menjadi masukan membuat konten berdasarkan daerah yang diriset. Ada unsur kearifan lokal dalam data riset ini,” tambah Komisioner bidang Kelembagaan KPI Pusat di depan Rektor dan akademisi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta yang digandeng sebagai patner dalam riset indeks KPI di tahun ini.
Namun begitu, Andre meminta seluruh informan ahli agar dapat memberikan penilaian terhadap program yang menjadi sampel riset secara obyektif. Penilaian yang dilakukan secara obyektif dan tanpa tekanan akan memberi dampak positif terhadap peningkatan kualitas siaran. “Tidak boleh subyektif dalam menilai. Tonton, analisa dan perbaiki jika memang harus ada yang diperbaiki,” pintanya.
Riset indeks yang dulunya bernama survey indeks, saat ini telah menjadi bagian dalam program prioritas nasional. Karena itu, Andre berharap, data kualitatif tentang program siaran TV yang dihasilkan dari semua riset KPI dapat menjadi acuan semua pihak terutama masyarakat ketika akan mengakses tontonan di layar kaca. “Tolong data ini nantinya disyiarkan ke masyarakat bahwa banyak program yang bagus dan berkualitas di televisi kita,” tandasnya.
Dukungan penggunaan data riset sebagai bahan kajian dan diskusi turut disampaikan Rektor UPN “Veteran” Jakarta, Erna Hernawati, dalam sambutannya dalam workshop. Menurutnya, data riset ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk penelitian mereka terkait penyiaran di tanah air. Karenanya, UPN “Veteran” Jakarta sangat mendukung pelaksanaan riset KPI.
“Kami berikan yang terbaik untuk riset ini. Ini kegiatan yang baik dan dibutuhkan. Kita juga harus tahu bagaimana dampak dari isi siaran tersebut,” kata Erna.
Sementara itu, Kasubdit Komunikasi Direktorat Politik dan Komunikasi (Ditpolkum) Bappenas, Dewi Sri Sotijaningsih, tak hentinya mengapresiasi kegiatan riset KPI tahun ini meskipun dalam kondisi krisis, baik karena covid-19 dan keterbatasan anggaran. Menurutnya, riset yang telah jadi program prioritas nasional ini harus terus berkelanjutan.
“Upaya ini sejalan dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional pemerintah 2020-2024 terkait peningkatkan kualitas penyiaran nasional. Karena itu, saya berharap pada tahun ini setengah atau minimal 7 stasiun televisi dari 15 yang di evaluasi dalam riset ini nilai dapat mencapai kualifikasi yang KPI tetapkan. Harapannya pada tahun 2024 seluruh stasiun televisi telah mencapai indikator kualitas yang ditetapkan. Saya pikir target ini tidak memberatkan,” tegasnya dalam workshop virtual tersebut. ***