Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PPPA, Indra Gunawan, saat memberi kuliah umum di Sekolah P3SPS KPI Angkatan XXXVIII di Palembang, Rabu (10/4/2019).
Palembang – Media penyiaran memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak. Selain itu, media penyiaran memiliki peran sebagai pelindung anak dan menyiarkan hal-hal baik untuk mereka. Hal itu disampaikan Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PPPA, Indra Gunawan, saat memberi kuliah umum di Sekolah P3SPS KPI Angkatan XXXVIII di Palembang, Rabu (10/4/2019).
Menurut Indra, setiap kegiatan termasuk penyairan harusnya menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanuasiaan. “Mereka harus dapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi termasuk dalam siaran. Media juga harus bisa merubah nilai-nilai yang tidak selaras ke arah yang baik,” katanya.
Catatan yang disampaikan Indra menyangkut penyiaran anak yakni bagaimana mengubah tampilan layar kaca lebih ramah terhadap mereka. Potret kekerasan terhadap anak, baik kekerasan fisik maupun psikis, kekerasan seksual, dan ekploitasi anak sebaiknya dihilangkan.
“Hal seperti itu dapat berdampak buruk atau traumatik terhadap anak setelah mereka alami bahkan hingga dewasa dan ada kecenderungan anak akan meniru atau melakukan hal yang sama atas apa yang pernah mereka alami terhadap orang lain khususnya kekerasan dan seksualitas,” jelas Indra.
Selain media, kata Indra, peran orangtua dan keluarga ikut menentukan masa depan anak-anak dan tumbuh kembangnya. Salah satunya dengan mengubah cara pola asuh. Menurutnya, banyak pola asuh yang gagal sehingga anak terjebak dalam pola kekerasan sehingga masuk ke dalam kasus hukum.
“Pola asuh yang sudah ada masyarakat cenderung menjadi budaya, seperti jika orang tua tidak mendidik anak secara keras maka anak tidak akan berhasil. Pola asuh yang seperti ini harus diubah, salah satu caranya adalah komunikasi yang baik dari orang tua,” kata Indra Gunawan.
Pola kedisiplinan positif juga perlu diajarkan kepada anak-anak, yang selama ini mungkin hanya didapat di Sekolah. Oleh karenanya, komunikasi baik antar orang tua, guru dan anak perlu dibentuk sehingga kekerasan anak terhadap guru, guru terhadap anak, orang tua kepada anak tidak terjadi.
Indra sempat menyinggung perlunya pendidikan khusus terhadap para orang tua atau calon orang tua terkait cara mendidik atau pola asuh terhadap anak. Menurut dia, sekarang ini banyak sekali orang tua yang kurang paham terkait hal itu.
Dalam kesempatan itu, Indra menyorot banyaknya hal–hal viral terkait kekerasan terhadap anak cdi media sosial. Banyaknya postingan terkait kekerasan dan seksualitas di medsos menyebabkan anak-anak dengan mudahnya mendapat akses tersebut. “Hal ini yang sering kali diikuti oleh anak karena metode pembelajaran anak yang sering mereka dapati adalah amati, tiru dan modifikasi atau disingkat ATM,” jelasnya. ***