Finalis Putri Muslimah Asia 2018 dari enam negara (Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Turki, Timor Leste, dan tuan rumah Indonesia) berfoto bersama Ketua KPI Pusat dan Komisioner KPI Pusat usai pertemuan di Kantor KPI Pusat, Jumat (4/5/2018).
Jakarta -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat kedatangan finalis Putri Muslimah Asia 2018 dari enam negara (Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Turki, Timor Leste, dan tuan rumah Indonesia). Kunjungan 18 peserta finalis dari program acara bertajuk kompetisi pencarian bakat yang ditayangkan Stasiun Televisi Indosiar untuk mendapatkan gambaran langsung cara kerja KPI Pusat mengawasi isi siaran.
Corporate Secretary Indosiar, Gilang Iskandar mengatakan, pihaknya ingin memberi pengetahuan lain mengenai penyiaran dan regulasi terkait kepada peserta kontes Putri Muslimah Asia 2018. “”Kami mengadakan acara ini tidak hanya sekedar berlomba tapi ada sesi lain seperti kunjungan ke KPI. Sebelumnya, kami pun sudah mengujungi Majelis UIama Indonesia, Kementerian Agama dan Masjid Istiqlal,” katanya membuka pertemuan.
Terkait hal itu, Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis mengatakan, para peserta Putri Muslimah Asia harus tahu bagaimana mekanisme dan regulasi penyiaran yang ada di Indonesia. Hal ini akan memberi wawasan baru tentang pola penyiaran yang berlaku di setiap negara. “Indosiar memberi sesuatu yang baru kepada para kontestan dengan menjadi KPI sebagai acuan pengetahuan,” jelasnya.
Program acara Putri Muslimah Asia, lanjut Ketua KPI Pusat, memberi wadah baru bagi anak muda untuk berkreasi dan berkarya. “Anak muda yang kreatif dan berpikir positif ini akan bisa menjadi public figure Peserta Putri Muslimah bisa menjadi opinion maker untuk membantu kita menyampaikan literasi,” tambah Andre, panggilan akrabnya.
Andre menyatakan, program Putri Muslimah Asis 2018 adalah sebuah program yang mencoba menginisiasi betapa kuat perempuan di Asia. Menurutnya, dengan kompetisi yang sehat seperti ini makin mengarahkan sebuah saluran bagaimana anak muda bisa berkreasi secara baik dan positif, berkarya dan menjadi inspirasi bagi yang lain,” katanya.
Indonesia memiliki keunikan dibandingkan dengan negara lain yakni berupa demografi yang luas dan anak mudanya banyak. Dipilihnya indonesia menjadi wadah untuk kontes, menjadi catatan khusus bawah pemilihan ini adalah pemilihan yang diinisiasikan serta dibutuhkan masyarakat Indonesia. “Program ini dapat menjadi role model kontes untuk pemilihan talenta yang lain. Saya juga berharap peserta Putri Muslimah Asia dapat memberi sesuatu yang positif bagi publik baik itu berupa inspirasi maupun hal baik lainnya,” kata Yuliandre Darwis.
Komisioner KPI Pusat, Hardly Stefano berharap, kontestan Putri Muslimah Asia 2018 ikut mengkampanyekan hal-hal yang positif seperti mengajak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang baik dari media yang dapat dipercaya.
Sementara itu, Komisioner KPI Pusat, Ubaidillah, mengapreasiasi kedatangan para peserta Putri Muslimah Asia 2018. Menurutnya, informasi yang diperoleh mengenai KPI dan regulasi yang terkait penyiaran akan memberi wawasan dan pandangan baru bagaimana dinamika penyiaran di Indonesia.
Di sela-sela acara, beberapa finalis menyempatkan diri menanyakan bagaimana mekanisme penyesoran film di Indonesia. Mereka juga bertanya bagaimana kebijakan KPI terhadap lembaga penyiaran jika terjadi bencana. ***