Bengkulu – Isi siaran seharusnya sejalan dengan apa yang diinginkan penontonnya. Yang terjadi sekarang justru penonton yang harus mengikutinya. Pandangan tersebut disampaikan Gubernur Provinsi Bengkulu, Ridwan Mukti, saat menjadi narasumber Talkshow Rakornas KPI 2017 di Hotel Grage, Bengkulu, Jumt (31/3/17).

Menurut Mukti, konten siaran khususnya televisi sekarang ini banyak berisikan hal-hal yang kontroversial. Padahal, isi siaran itu mestinya menyajikan hal-hal yang membangun kesadaran positif dan juga ide-ide kreatif bagi penontonnya.

“Jika yang ditampilkan isinya memprovokasi akan berdampak terhadap perilaku masyarakatnya. Masyarakat cenderung menjadi investigasi. Seharusnya isi siaran itu membangun perilaku masyarakatnya menjadi lebih kreatif dan inovatif,” kata Ridwan.

Ridwan mencontohkan daerahnya yang masuk dalam daftar kawasan tertinggal justru diberitakan dengan info-info yang bernilai negatif seperti pembunuhan atau pemerkosaan. Seharusnya, pemberitaan soal Bengkulu haruslah bersifat membangun dan menguntungkan.

“Kami memiliki banyak potensi sumber daya alam dan pariwisata yang bisa dikembangkan menjadi informasi yang bernilai baik dan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan juga investor yang ingin berinvestasi di sini,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ridwan yang pernah menjadi Anggota Komisi I DPR, meminta penguatan kewenangan KPI dalam revisi UU Penyiaran. Penguatan kewenangan KPI dalam UU Penyiaran baru akan memberi dorongan bagi peningkatan kualitas isi siaran. *** 

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.