Bandung – Pentingnya arti saling memahami atau mengerti, hak kebersamaan dan berkolaborasi merupakan sebuah harapan dari mewujudkan dunia yang harmonis. Terwujudnya dunia yang harmonis akan menentukan kesempatan masyarakat untuk memiliki haknya itu. Hal itu disampaikan Sekretaris Jendral (Sekjen) Ibraf Hamit Ersoy dalam sambutannya di pembukaan forum tahunan regulator penyiaran Negara-negara OKI di Bandung, Rabu, 22 Februari 2017.

Hamit yang mengawali sambutannya dengan penjelasan mengenai apa itu harmoni sangat menekankan pentingnya keseimbangan dalam menjalankan hubungan atau berkomunikasi. "Kombinasi teratur atau menyenangkan elemen dalam keseluruhan, atau hubungan di mana berbagai komponen yang ada bersama-sama tanpa menghancurkan satu sama lain, atau hubungan ditandai oleh kurangnya konflik atau dengan perjanjian, sebagai pendapat atau kepentingan,” katanya.

Ia membayangkan ketertiban dan harmoni alam semesta seperti akuarium besar di mana berbagai jenis ikan yang hidup dalam harmoni, atau masyarakat modern di mana kelompok-kelompok sosial yang berbeda yang ada bersama-sama dalam harmoni.

Dari sudut pandang itulah, Hamit memandang bagaimana konsep berpikir mengenai harmoni dunia dengan memfokuskan pada pengertian tentang saling pengertian, menegakkan kepentingan bersama dan pentingnya berkolaborasi. “Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa masyarakat dunia hanya bisa memiliki kesempatan untuk hidup dalam harmoni ketika mereka memiliki saling pengertian dan kerjasama untuk mengoptimalkan kepentingan bersama,” tambahnya.

Hari ini, lanjut Hamit, jika masyarakat dunia meminta hidup bersama secara harmonis, mereka harus mencoba untuk memahami satu sama lain dan untuk berkolaborasi dalam semua bidang kehidupan, misalnya budaya, perdagangan, pendidikan, pariwisata, olahraga, kesehatan, seterusnya.

Terkait hal itu, Hamit menilai media tidak dapat dipisahkan dari setiap bidang kehidupan modern, memiliki peran penting untuk memperkuat hubungan antara masyarakat, yang mampu menciptakan kepentingan bersama.

“Walaupun media secara umum telah digunakan oleh kelompok-kelompok kekuasaan sebagai senjata untuk membangkitkan permusuhan di antara dan di antara masyarakat, penggunaan yang bertanggung jawab media juga bisa mengatur panggung untuk keharmonisan dunia,” katanya yang disambut tepuktangan para undangan yang hadir di ballroom Transstudio Luxury Hotel, Bandung.

Hamit meminta semua pihak untuk tidak menyerah mencegah media digunakan sebagai alat dalam proses menciptakan dan menghancurkan musuh. Menurutnya, media harus dimanfaatkan untuk memiliki kesempatan menghasilkan ikatan sosial, ekonomi dan budaya pada skala dunia.

Pertemuan tahunan regulator penyiaran negara-negara OKI (OIC-Broadcasting Regulatory and Authorities Forum  (IBRAF)), yang diselenggarakan di Bandung (21-24/2) bertema “Media for World Harmony”. Pertemuan tahun ini diawali dengan penyelenggaraan Internasional Conference yang diikuti delegasi dari berbagai negara antara lain, Turki, Maroko, New Zealand, Korea Selatan, Singapura, dan Australia.***

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.