- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 7402
Padang -- Radio memiliki peran strategis dalam memperkuat UMKM di masa pandemi Covid-19. Hal ini diungkapkan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Sumatera Barat (Sumbar), Jimmi Syah Putra Ginting, dalam dialog khusus “Pemberdayaan UMKM di tengah Pandemi Covid-19 (Permasalahan dan Solusinya)” di RRI Padang, Sabtu (6/6/2020).
Jimmi mengungkapkan, bahwa radio turut terdampak akibat pandemi Covid-19. Namun para pelaku usaha di bidang penyiaran, khususnya radio di Sumatera Barat tidak gampang mengeluh. Melainkan turut berperan dalam upaya edukasi masyarakat melalui konten siaran mencerahkan dan siaran Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang terus digiatkan agar masyarakat dapat menghadapi Covid-19 dan pandemi ini cepat berakhir.
“Walaupun demikian, radio swasta di daerah perlu mendapatkan stimulus agar semangat kreatifitas memproduksi konten berkualitas terus terjaga. Misalnya dengan kebijakan negara berupa penundaan biaya IPP (Ijin Penyelenggaraan Penyiaran) ataupun kebijakan lain seperti potongan tagihan biaya listrik agar operasional radio tidak terlalu memberatkan,” ujarnya.
Dalam konteks memperkuat UMKM, radio memiliki peran langsung maupun tidak langsung. Peran tidak langsung adalah melalui siaran edukasi masyarakat agar paham tentang pandemi Covid-19 maupun siaran ILM. Ini memang tidak bersentuhan langsung dengan UMKM. Namun manfaatnya adalah membuat masyarakat sadar dengan pandemi Covid-19, juga ikhtiar agar pandemi cepat dapat dia-tasi.
Adapun peran lainnya terang Jimmi, yang bersifat langsung bersentuhan ke UMKM adalah melalui so-sialisasi dan berita mau-pun informasi lain terkait UMKM yang sukses dan menginspirasi disiarkan melalui radio.
“Di samping itu, pe-merintah daerah dapat menggandeng radio untuk bekerja sama atau ber-gotong royong untuk mem-promosikan produk UMKM ke masyarakat melalui radio secara rutin. Dengan demikian, UMKM terbantu, radio ikut tumbuh,” ujarnya.
Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta mengungkapkan, bahwa kontribusi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap produk domestik bruto meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir. Untuk Kota Sawahlunto adalah sekitar 8.000 orang pelaku UMKM yang berkontribusi cukup besar dalam meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi.
Ia menjelaskan, bahwa Pemko Sawahlunto tidak tinggal diam dengan membantu pelaku UMKM. Diantaranya, khusus di bidang permodalan, yaitu mendirikan UPTD Dana bergulir dalam tahap awal ini disediakan anggaran Rp 1 miliar.
“Alhamdulillah sudah banyak pelaku usaha yang memanfaatkan program ini. Program ini adalah upaya kita untuk memutus mata rantai rentenir di Kota Sawahlunto. Biayanya sangat murah sekali, hanya 3 persen, jauh dibawah bunga KUR dan bunga para rentenir,” ungkap Deri Asta.
Dialog interaktif yang dipandu oleh Dodik Setyo, turut dihadiri oleh Oni Fajar Syahdi dari Diskominfo Sumbar, Kepala LPP RRI Padang M Lahar Budiyarso, Kabag Kominperhumas Pemko Sawahlunto Wiza Andrita, Riswan aktivis Sawahlunto, dan lainnya. Red dari posmetropadang.com