- Detail
- Ditulis oleh RG
- Dilihat: 16649
Lombok Timur - Radio sebagai salah satu media mainstream mempunyai peran strategis dalam menyebarkan informasi yang benar dan bertanggungjawab. Oleh karenanya, Radio haruslah dikelola dengan sumberdaya penyiaran yang handal dan profesional. Ini sebagai konsekuensi menjadi media yang memanfaatkan frekuensi sebagai ranah publik.
Demikian diungkapkan Sukri Aruman, Ketua KPI Daerah NTB dalam sambutanya pada Pembukaan Broadcasting Training yang dilaksanakan Radio Dewi Anjani FM di Ponpes Syaikh Zainuddin Abdul Majid Anjani, Lombok Timur (17/2/2018).
Menurut Sukri, era konvergensi yang ditandai dengan hadirnya telepon pintar telah memudahkan banyak orang berinteraksi sosial dengan menyebar dan membagikan informasi melalui media sosial yang belum tentu benar. "Itulah yang disebut dengan hoax atau berita bohong dan menyesatkan," katanya.
Ditegaskan, sekalipun penggunaan internet terus meningkat. Namun masyarakat masih menjadikan televisi dan radio sebagai referensi terpercaya. "Orang sepertinya mulai jenuh berinteraksi dengan media sosial karena tidak sedikit mendapatkan konten bermuatan ujaran kebencian, sara atau pornografi. Beda halnya dengan siaran radio dan TV yang wajib melalui proses sensor internal dan pengawasan ketat KPI dan KPID," paparnya dan mengaku sangat mengapresiasi kegiatan Broadcaster Training Radio Dewi Anjani FM Lombok Timur.
Dia berharap kegiatan pelatihan tersebut akan mampu meningkatkan gairah dan profesionalisme insan penyiaran di Lombok Timur dalam menghasilkan acara berkualitas terutama program informasi dan berita yang senantiasa menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dan Pedoman Perilaku Penyiaran serta Standar Program Siaran (P3 dan SPS). "Mari kita sajikan informasi dan hiburan yang sehat dan hindari serta lawan segala bentuk berita hoax," harapnya.
Sementara itu, ketua Panitia dalam laporannya menyebutkan pelatihan penyiaran merupakan salah satu kegiatan menyemarakkan Ultah Radio Dewi Anjani FM yang sudah 17 tahun mengudara dengan slogan media independen suara rakyat. Peserta pelatihan tidak saja dari awak penyiar dan reporter radio terkait, tetapi juga mengundang radio lokal lainnya di Lombok Timur, bahkan sejumlah mahasiswa yang berminat dan peduli penyiaran diikutsertakan. "Kami sengaja batasi pesertanya biar hasilnya maksimal," kata HM Shabir, penanggungjawab Radio Dewi Anjani FM.
Pelatihan menghadirkan tiga narasumber utama yakni Sukri Aruman selaku Ketua KPID NTB dengan menyampaikan materi tentang Etika Penyiaran Indonesia, Tuntunan Penyiar Radio Profesional. Selain itu, ada materi tentang jurnalisme radio dan Tehnik Menulis Berita Radio disampaikan Arwan Syahroni, Anggota KPID NTB yang berlatar belakang jurnalis handal dan senior. Ada juga sesi praktik Menjadi Penyiar Radio dan Presenter yang disampaikan Baiq Kristiana Dewi Wulandari, peraih Penyiar radio Wanita Terbaik Anugerah KPID NTB Awards 2010 yang kini bergabung dengan INews TV Mataram. Red dari KPID NTB