Pontianak -- Kolaborasi dan sinergi memegang peran penting dalam mencegah penyebaran berita bohong yang beredar di media sosial dan masyarakat luas. Hal itu diungkap Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Deddy Malik.

Menurutnya, penyuluhan pada masyarakat menjadi sangat penting dilakukan agar dapat menjadi penyambung lidah terkait dengan adanya pencegahan hoaks. Dalam pencegahan tersebut, ada dua langkah yang harus dilakukan yaitu langkah preventif dan korektif.

“Langkah preventif ini merupakan cara mengedukasi masyarakat tentang bagaimana memilah berita fakta atau bohong. Sebab, ini pentingnya peran media jurnalis untuk melawannya dengan berita positif. Kedua, korektif yaitu melakukan tindakan langsung untuk pencegahannya,” ucapnya yang dikutip dalam Antaranews.

Tak hanya itu, ia juga menambahkan peran penting orang tua dalam pengasawan anak di rumah juga dibutuhkan. Pasalnya, saat ini segala aktivitas sekolah pun diperlukan menggunakan gawai.

Sementara itu, Rendra Oxtora, Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak menyebut pihaknya saat ini sudah berkolaborasi dengan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Masyarakat Anti Fintah Indonesia (Mafindo) guna pencegahaan hoaks.

Kolaborasi ini didukung oleh Google News Inisaitif dalam pencegahan hoaks, mereka telah menyiapkan materi edukasi terkait hal tersebut. Jurnalis memang punya peranan besar dalam proses pencegahan penyebaran berita-berita palsu yang dapat memicu peperangan dan perpecahan. Red dari berbagai sumber

 

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.