Padang - Kelompok masyarakat yang kritis terhadap muatan siaran menjadi ujung tombak dalam menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang muncul di penyiaran. Sehingga nilai-nilai budaya tersebut tetap terjaga sebagaimana mestinya. Hal tersebut disampaikan Judhariksawan, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dalam acara pembentukan Forum Masyarakat Peduli Penyiaran di Padang (22/5).
Menurut Judha, keberadaan kelompok masyarakat yang kritis ini juga menjaga keberagaman muatan siaran baik di televisi dan radio. Apalagi mengingat Indonesia adalah negara dengan penuh keragaman suku bangsa yang tentunya memiliki kekhasan dan kekhususan sendiri.
Judha menjelaskan pula tentang urgensi keberaaan kelompok-kelompok kritis media. “Undang-undang penyiaran juga memberi kewajiban dan tanggung jawab pada masyarakat untuk berperan serta dalam mengembangkan penyelenggaraan penyiaran nasional”, ujar Judha.
Hal ini tentunya harus disadari karena penyiaran menggunakan spektrum frekuensi yang bersifat sangat terbatas. “Sehingga hanya orang-orang yang terpilih saja yang dapat mengelola spektrum frekuensi”, tambahnya. Namun pemegang kedaulatan tertinggi atas frekuensi tetaplah masyarakat Indonesia.
Karenanya, masyarakat Indonesia juga berhak melakukan kritisi jika muatan penyiaran yang menggunakan frekuensi tersebut bertentangan dengan tujuan penyelenggaraan penyiaran. “Kita tentu tidak ingin lembaga penyiaran hanya berorientasi pada bisnis semata. Tanpa memikirkan dampaknya pada masyarakat”, ujar Judha.
Keberadaan forum yang mewadahi masyarakat untuk bersikap kritis terhadap media penyiaran adalah dalam rangka meningkatkan kontrol masyarakat terhadap lembaga penyiaran. “Karena, kecenderungan dari lembaga penyiaran lebih mengedepankan sisi bisnis dengan capaian kuantitas, bukan kualitas,"tambahnya. Judha yakin, jika masyarakat aktif menyuarakan aspirasinya terhadap muatan penyiaran, maka pengelola televisi dan radio akan berpikir ulang jika hendak menyiarkan program siaran berkualitas rendah.
Dalam forum tersebut hadir pula Komisioner KPI Pusat lainnya, Fajar Arifianto Isnugroho, Idy Muzayyad, Bekti Nugroho dan Amiruddin. Sedangkan dari pembicara lain yang turut memberikan materi adalah Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau – Sumatera Barat, Sayuti Dt Rajo Penghulu dan Bobby Guntarto dari Yayasan Pengembangan Media Anak.
KPI Ajak Masyarakat Padang Kritis Terhadap Muatan Siaran
- Detail
- Dilihat: 13830