Batu-Malang - Kemajuan teknologi yang hadir di tengah masyarakat harus disikapi dengan hati-hati. Membanjirnya informasi saat ini baik lewat perangkat telepon ataupun televisi, harus dibarengi dengan adanya regulasi yang selaras dengan tuntutan zaman. Hal tersebut disampaikan oleh Widodo SH, MH, Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, saat membuka acara sosialisasi Literasi Media yang dilakukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat di kantor pemerintah kota Batu, Jawa Timur (1/3).
Menurut Widodo, peninjauan ulang undang-undang pers dan undang-undang penyiaran sudah diperlukan saat ini, untuk dilakukan perbaikan. “Undang-Undang saat ini terlalu member kebebasan pada pers. Sedangkan hak masyarakat untuk mengajukan keberatan atas pemberitaan pers, hanya diatur lewat hak jawab”, ujarnya.
Dalam catatan Widodo, saat ini siaran televisi sudah dimonopoli oleh sekelompok orang saja, sementara berita yang muncul kebanyakan yang bersifat bombastis dan penuh sensasi. Sementara itu,siaran televisi yang harusnya tidak diakses anak-anak malah masih banyak yang muncul. Tak heran, ujar Widodo, anak-anak lebih hafal dengan jadwal siaran televisi daripada meteri pelajaran mereka di sekolah. Di Batu sendiri, ujarnya, sudah ada kebijakan mematikan televisi pada jam 8-10 malam. “Ini untuk memberikan kondisi yang mendukung anak-anak untuk belajar”, jelasnya.
Selain itu Widodo juga meminta adanya keberimbangan dalam menyiarkan prestasi dan keberhasilan pembangunan yang dicapai pemerintah. Selama ini media lebih sering memberitakan hal-hal yang buruk dan jelek, sedangkan usaha-usaha pemerintah yang berhasil justru luput disiarkan, tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, ketua KPI Pusat Mochamad Riyanto memberikan apresiasi kepada Walikota Batu dan jajaran pemerintah kota tersebut dalam memfasilitasi kegiatan sosialisasi Literasi Media KPI. Menurut Riyanto, kota Batu punya kelayakan untuk menghadirkan pendidik-pendidik literasi media, sehingga masyarakat sadar dan paham bagaimana memanfaatkan media demi kesejahteraan hidup mereka.
Pada acara sosialisasi literasi media ini, peserta dihadirkan oleh pemerintah kota Batu dari berbagai latar belakang. Diantaranya kelompok perempuan, pelajar dan mahasiswa, kalangan pendidik, serta organisasi masyarakat dan pemuda. Semua kelompok masyarakat tersebut menerima materi literasi media dari peserta Training of Trainers Literasi Media yang merupakan komisioner KPID se-Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Diharapkan dari acara ini akan terbentuk komunitas masyarakat yang peduli akan hadirnya siaran yang sehat di tengah mereka.