Warning: Illegal string offset 'a8390730715638ee31465b595b6e9380' in /home3/kpigoid/public_html/libraries/joomla/document/html.php on line 404
Literasi Media Harus Jadi "Life Skill" Masyarakat


(Jakarta) - Pengawasan terhadap isi siaran televisi merupakan amanat undang-undang sebagai bentuk penyelamatan generasi muda. Hal tersebut disampaikan oleh Samsul Rani, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Kalimantan Selatan dalam pembukaan acara Training of Trainer Literasi Media di Banjarmasin (26-28/9). Menurut Samsul, saat ini televisi bebas masuk ke ruang-ruang pribadi masyarakat, padahal tidak semua tayangan televisi tersebut layak ditonton dan dikonsumsi seluruh anggota masyarakat. Untuk itu, Samsul berharap ToT Literasi Media ini menjadi sarana yang tepat untuk mengetahui lebih detil rupa isi siaran televisi sesungguhnya.  Selain itu, dari ToT ini pun, diharapkan peserta dapat tahu bagaimana seharusnya isi siaran televisi yang sehat.

Acara ToT Literasi Media ini diselenggarakan oleh KPI Pusat dengan mengikutkan peserta dari 16 KPID di wilayah timur Indonesia, serta perwakilan lembaga lokal yang ada di Banjarmasin. Dalam kesempatan tersebut, Ketua KPI Pusat, Mochamad Riyanto ikut menyampaikan Keynote Speech di hadapan peserta ToT.

Riyanto menyampaikan trend pertumbuhan teknologi saat ini menjadi dominan dan mempengaruhi karakteristik dunia penyiaran. Apalagi saat ini terdapat 2055 lembaga penyiaran yang sudah memiliki izin bersiaran di seluruh wilayah Indonesia. Karenanya dapat dibayangkan, persaingan seperti apa yang berlangsung dalam dunia penyiaran. Kita tentu berharap, persaingan ketat tersebut tidak membuat lembaga penyiaran menurunkan kualitas siaran demi mengejar keuntungan finansial semata, ujar Riyanto.

Literasi Media yang diadakan oleh KPI ini bertujuan untuk membantu memahami segala bentuk media. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan masyarakat dapat bersinergi bersama KPI dalam mengawasi isi setiap tayangan di media penyiaran. “KPI tidak akan bosan untuk terus membangkitkan semangat sensorship mandiri pada masyarakat”, ujar Riyanto. Harapannya, literasi media ini memberikan sebuah life skill bagi masyarakat untuk melindungi diri dan keluarganya dari tayangan televisi yang merusak.

Masyarakat harus diajak bersikap selalu kritis terhadap media, ujar Riyanto. Karenanya dia berharap Literasi Media ini juga bisa mengajak peserta melakukan konstruksi informasi yang didapat dari media, utamanya televisi yang menjadi konsumsi sehari-hari lebih dari sembilan puluh persen masyarakat. Selain itu bagi Riyanto, seharusnya hanya nilai-nilai publik yang paling santun saja yang boleh muncul di media.

KPI sendiri, menurut Riyanto, terus melakukan pembelaan terhadap perlindungan anak, remaja dan keluarga, lewat regulasi yang dikeluarkan. Riyanto sadar sesungguhnya dampak paling besar dari siaran yang bermasalah, dirasakan pada perilaku anak dan remaja.

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.