Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dipercaya menjadi Presiden IBRAF (OIC Broadcasting Regulathory Authority Forum). Hal itu ditetapkan dalam pertemuan tahunan IBRAF yang berlangsung di Jeddah 12-13 Januari 2016 lalu. Dalam kesempatan tersebut Ketua KPI Judhariksawan, hadir didampingi Komisioner KPI Pusat lainnya, Danang Sangga Buwana, Amiruddin dan Azimah Subagijo.
IBRAF sendiri merupakan forum diskusi serta tukar menukar informasi dan pengalaman terkait media dan regulasinya, di negara-negara anggota OKI. Mengingat sifatnya hanya merupakan forum diskusi, maka tidak mengikat secara hukum maupun politik. Dalam pertemuan tahunan keempat ini, IBRAF membahas isu digitalisasi penyiaran dan regulasi media online di masing-masing negara.
Mengikuti pembagian negara-negara OKI yang terdiri atas 3 (tiga) wilayah yakni, Asia, Timur Tengah dan Afrika, maka kedudukan Presiden IBRAF juga dilakukan bergilir tiap setahun sekali. Turki pernah menjadi Presiden IBRAF pertama mewakili wilayah Asia merangkap sebagai Sekretaris Jenderal sampai sekarang, kemudian Arab Saudi menjadi Presiden kedua mewakili Timur Tengah, dan terakhir Maroko menjadi Presiden IBRAF ketiga mewakili Afrika. Hingga saat ini, keanggotaan IBRAF telah mencapai 21 negara, ditambah Benin, Burkina Faso, Gambia, Malaysia, dan Mozambik yang keanggotaannya ditetapkan pada pertemuan keempat ini.
Pada tahun 2016 ini, jabatan Presidensi menjadi giliran wilayah Asia. Indonesia, melalui KPI diberi amanah dan dipercaya secara aklamasi untuk menjadi Presidensi IBRAF dan memimpin forum ini selama setahun. KPI diharapkan dapat menyelenggarakan pertemuan tahunan IBRAF pada Oktober 2016 mendatang. Dalam pertemuan itu pula, serah terima jabatan Presidensi IBRAF dilakukan secara simbolik dari Amina Lemrini (Maroko) kepada Judhariksawan, Ketua KPI Pusat. Atas kepercayaan yang diberikan peserta IBRAF kepada KPI, Judha mengharapkan dukungan agar dapat memberikan yang terbaik.