Pojok Aduan
Eka Nur Amsy Samtrimandasari | Judul Penghasut Masyarakat Media adalah alat atau sarana komunikasi komunikator untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Saat ini banyak sekali informasi yang bisa didapatkan melalui media apapun dengan mudah. Media berlomba-lomba untuk memperbarui program-programnya demi mendapatkan rating, pendengar dan penonton yang banyak. Maka tak jarang pula media menggunakan hal-hal yang dapat melanggar aturan penyiaran demi memperoleh perhatian masyarakat umum. Sehingga mengabaikan salah satu ketentuan isi media dalam UU Penyiaran Pasal 36 Ayat 1 yang berisi “Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamakan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.” Media informasi menggunakan judul sebagai salah satu upaya untuk menarik perhatian masyarakat, entah itu media elektronik maupun tidak. Judul merupakan perangkap media bagi masyarakat. Sehingga terkadang masyarakat kecewa dengan isi informasi yang disampaikan karena tidak sesuai dengan judul. Bisa jadi, judul membuat masyarakat menjadi takut dan panik. Program berita yang disampaikan dalam televisi adalah pengaruh terbesar masyarakat. Selain akses yang mudah bagi segala lapisan masyarakat, program berita juga dapat tayang sewaktu-waktu dan ditonton segala usia. TV One salah satunya, TV One memiliki berbagai program berita jurnalistik. Tak jarang dalam berita tersebut terdapat judul berlebihan yang menimbulkan rasa panik kepada masyarakat. Bahkan gaya penyampaian dan penampilan reporter itu sendiri. Suatu berita menginginkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, namun saat ini masyarakat malah semakin panik membaca berbagai judul berita pada media. Terlebih karena adanya virus corona yang sedang hangat dibicarakan oleh berbagai media. Pada program jurnalistik CNN Indonesia Sabtu, 25 Maret 2020 pukul 06.40 juga terdapat judul “Pasien Positif Corona di Indonesia Naik 500 Kali Lipat”. Memang benar, awalnya pasien positif di Indonesia hanya dua, sehingga saat ini naik 500 kali lipat. Namun, bagi masyarakat yang kurang memiliki minat baca atau melihat berita keseluruhan di televisi hanya akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Karena panik, masyarakat berbondong-bondong untuk memborong masker, hand sanitizer, dan berbagai makanan pokok sehingga membuat langka dipasaran dan menimbulkan kenaikan harga yang signifikan. Eka Nur Amsy S Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta |
Pojok Apresiasi
Tayangan Inspiratif | Nadya Putri |
Program acara yg bagus | Nofia falofa |
Apresiasi | Ignatius Aji D |