Populer
Aliyah: Menonton TV Bersama Ajang Edukasi Anak Manfaatkan Media19 Feb 2025 - RG
Jaga Layar Kaca, KPI Lakukan Pembinaan Lembaga Penyiaran21 Feb 2025 - RG
Pasca Efisiensi, KPI Pastikan Pengawasan TV dan Radio Tetap Berjalan13 Feb 2025 - IRA
Melanggar Aturan Siaran? KPI Bisa Kenakan Denda PNBP!30 Jan 2025 - RG
Hari Radio Sedunia 2025: “Radio and Climate Change”13 Feb 2025 - RG
VIDEO
Pojok Aduan
nyunyunyu | Penggunaan masker bagi para artis/presenter/komedian sungguh tidak efektif di layar kaca. Alih-alih edukasi dan memberikan 'cOnToH YaNg bAiK' bagi masyarakat, masyarakat yang tak patuh prokes justru akan semakin abai dan malas menonton acara televisi yang pengisi acaranya bermasker. Sudahlah ekspresi artis tak terlihat sehingga memengaruhi hiburan yang disampaikan, bagi yang double mask juga audio ga nyaman didenger, resiko penularan pun tetap ada walau katanya diminimalisir. Padahal di India, negara asal varian Delta aja bahkan acara hiburannya tak bermasker/berfaceshield sama sekali. Lah disini, bahkan news anchornya aja siaran sendiri tapi bermasker. Aneh gak? Masyarakat nonton TV kebanyakan buat cari hiburan, kenapa harus disusupi so-called edukasi yang ga efektif? |
Pojok Apresiasi
Dwi E N | Tayangan ini menampilkan pernikahan anak usdia dini (dan juga secara paksa). Hal tersebut melanggar UU yang telah menetapkan batas minimal usia pernikahan 19 tahun (UU No. 16 Tahun 2019). Kemudiam cerita poligami tokoh pria (39) tahun dan tokoh anak jelas melanggar UU Perlindungan Anak terkait denfan isu pedofilia (UU No. 23 Tahun 2002). Oleh karena itu program/tayangan ini tidak layak ditayangkan di saluran TV Nasional. |