Tgl Surat |
26 September 2016 |
No. Surat |
818/K/KPI/09/16 |
Status |
Peringatan Tertulis |
Stasiun TV |
RCTI |
Program Siaran |
Jurnalistik “Seputar Indonesia” |
Deskripsi Pelanggaran |
Berdasarkan pemantauan dan hasil analisis, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) menilai Program Siaran Jurnalistik “Seputar Indonesia” yang ditayangkan oleh stasiun RCTI pada tanggal 9 September 2016 pukul 04.48 WIB tidak memperhatikan ketentuan tentang penghormatan terhadap hak privasi dan kewajiban penyamaran identitas korban kejahatan seksual yang telah diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI Tahun 2012. Program Siaran Jurnalistik tersebut menyebutkan nama korban dugaan pelecehan seksual Gatot, yakni Citra. Selain itu, terdapat juga keterangan yang cukup detail dari Citra, yakni “…aku butuh oksigen dan aku butuh cewe banyak, kamu harus terima ya. Kamu mau gak nemenin saya? Saya tetep sama kamu, kalo sama cewe lain itu berbeda-beda nanti, kamu cuma nemenin aja.. dan itu juga seperti gaib yang akhirnya aku mau-mau aja”. Pada tanggal 10 September 2016 pukul 04.39 WIB juga ditemukan muatan detail pengakuan korban AA Gatot, yakni “…Gatot nyuruh Reza jemput saya, untuk bawa saya ke apartemen, terus disitu saya kenal sama Gatot. Waktu itu dia nyuruh saya ke hotel, dia bilang disana lagi rame, pas saya dateng kesana ternyata cuma ada dia, dia nawarin saya sabu-sabu terus dia nyuruh saya buka baju tapi saya gak mau..”. Kemudian pada pukul 16.07 WIB terdapat muatan detail “…dia hubungin saya untuk pergi ke hotel, dia bilang disitu rame dan ada Reza, pas saya dateng ternyata gak ada siapa-siapa, cuma ada dia dan dia nawarin saya aspat itu dan dia nyuruh saya buka baju cuma saya gak mau. Saya ketemu dia di bus, waktu itu saya dijemput sama supir untuk dateng kesana.. terus di dalem bus itu dia nawarin saya aspat lagi cuma saya gak mau.. disitu juga dia nyuruh saya buka baju..”. KPI Pusat menilai muatan wawancara detail dan identitas korban kejahatan seksual tersebut tidak dapat ditayangkan. Berdasarkan hal tersebut, KPI Pusat memutuskan untuk memberikan peringatan agar muatan detail semacam itu tidak kembali disiarkan baik pada program siaran yang sama maupun lainnya. Peringatan ini merupakan bagian dari pengawasan KPI Pusat terhadap pelaksanaan peraturan serta P3 dan SPS oleh lembaga penyiaran, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran). Kedepan, saudara diharapkan senantiasa menjadikan P3 dan SPS KPI Tahun 2012 sebagai acuan dalam penayangan sebuah program siaran. Demikian agar peringatan ini agar menjadi perhatian saudara. Terima kasih. |