Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis, didampingi Komisioner KPI Pusat, Dewi Setyarini, Nuning Rodiyah dan Mayong Suryo Laksono, saat menerima kunjungan Siberkreasi di kantor KPI Pusat, Kamis (1/2/2018).

 

Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Siberkreasi akan melakukan sosialisasi literasi digital di sejumlah kota di tanah air dalam upaya memerangi penyebaran konten negatif di media sosial. Literasi ini diharapkan membuat masyarakat dapat menggunakan media sosial secara benar dan bermartabat.

“Kita akan kick off pada saat peringatan Hari Penyiaran Nasional 2018 di Palu, Sulawesi Tenggara, pada 1 April nanti. Rencananya, peringatan Harsiarnas di Palu akan dihadiri kurang lebih 3000 pelajar. Momentum tersebut dapat digunakan untuk menyosialisasikan gerakan ini,” kata Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis, saat menerima pengurus Siberkreasi di Kantor KPI Pusat, Kamis (1/3/2018).

Menurut Andre, keberadaan komunitas Siberkreasi selaras dengan tujuan KPI untuk mencerdaskan masyarakat dalam memanfaatkan media. “Kita sangat senang dengan adanya komunitas seperti Siberkreasi yang ingin melakukan perubahan positif dan lebih baik terhadap negeri ini,” katanya.

Pendapat senada juga disampaikan Komisioner KPI Pusat, Nuning Rodiyah. Menurutnya, sinergi dengan Siberkreasi dapat membantu sosialisasi literasi media ke masyarakat. Apalagi konten literasi yang dibuat Siberkreasi menarik dan kreatif. “Konten yang penuh manfaat dan positif tersebut dapat disosialisasikan melalui iklan layanan masyarakat di lembaga penyiaran. Kita akan upayakan kerjasama dengan mereka melalui penayangan ILM tersebut,” tambahnya.

Komisioner KPI Pusat, Dewi Setyarini mengatakan, kegiatan literasi media maupun digital harus dilakukan secara massif dengan harapan masyarakat akan dapat membedakan antara konten baik dan yang tidak. “Kegiatan literasi ini sangat selaras dengan tujuan kami dalam konteks perlindungan terhadap anak,” kata Dewi.

Komisioner KPI Pusat lainnya, Mayong Suryo Laksono menambahkan, kerjasama antara KPI dan Siberkreasi diharapkan dapat mengembangkan kualitas konten penyiaran dan media sosial. “Teman-teman Siberkreasi bermain di wilayah yang sangat luas dan peluang kita untuk bersinergi sangat tinggi,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Umum Siberkreasi, Dedy Permadi, menilai penyebaran konten negatif di media sosial telah menjadi permasalahan utama di negeri ini. Tindakan pencegahannya adalah membanjirinya dengan konten-konten positif dan jelas. “Kita harus berjuang bersama untuk menangani masalah itu,” katanya.

Menurut Dedy, kegiatan sosialisasi dan literasi digital akan dilakukan di 100 kota di Indonesia. Selain sosialisasi, Siberkreasi akan memberikan workshop tentang bagaimana membuat konten yang baik dan bermanfaat. “Kita sudah mendapat dukungan dari 71 lembaga dan komunitas. Karena itu, kami sangat berterimakasih kepada KPI yang sudah banyak membantu,” jelasnya.

Marcella Zalianty, salah satu Dewan Pembina Siberkreasi berharap, gerakan ini juga didukung lembaga penyiaran. Menurutnya, siaran TV memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi publik.  “Kita harapkan televisi dapat menjadi penyebar sosialisasi gerakan ini,” katanya.

Perlu diketahui, SiBerkreasi merupakan gerakan nasional untuk menanggulangi ancaman potensi bahaya terbesar yang sedang dihadapi oleh Indonesia, yaitu penyebaran konten negatif melalui internet seperti hoax, cyberbullying dan online radicalism.

Upaya penanggulangan dilakukan dengan cara menyosialisasikan literasi digital ke berbagai sektor terutama pendidikan. Di antaranya, dengan mendorong dimasukkannya materi literasi digital ke dalam kurikulum formal. Gerakan ini juga mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi menyebarkan konten positif melalui internet dan lebih produktif di dunia digital.

SiBerkreasi hadir dari inisiatif bersama berbagai kalangan, komunitas peduli, swasta, akademisi, masyarakat sipil, pemerintah dan media. ***

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.