Padang – Keterlibatan publik mengawasi isi siaran secara kritis dinilai akan berdampak positif terhadap perubahan konten ke arah yang lebih baik. Publik yang cerdas menyikapi media dapat meminimalisir pengaruh buruk dari tayangan yang tidak bernutu.

Pandangan tersebut disampaikan Anggota KPI Pusat Bekti Nugroho di acara Literasi Media KPI Pusat yang dilangsungkan di Hotel Bumi Minang, kota Padang, Sumatera Barat, Kamis, 10 Maret 2016.

Menurut Bekti, mencerdaskan cara pandang publik terhadap media bisa dilakukan mahasiswa dan kalangan pendidik sebagai garda terdepan dalam gerakan pencerdasan ini. “Mahasiswa dan pendidik bisa menyebarkan program literasi ini ke segenap lapisan masyarakat. Jika cara pandang masyarakat menjadi kritis terhadap media, mereka akan bertanya jika ada yang salah,” kata BEN panggilan akrab Koordinator bidang Kelembagaan KPI Pusat ini.

“Kritikan publik terhadap media yang dilakukan secara terus menerus dinilai akan membuat gerah media. Ini memungkinkan kebijakan media jadi berubah dan mereka akan menghilangkan konten-konten yang dikritik atau bermasalah,” ujar BEN kepada hampir seratusan peserta literasi media yang sebagian besar mahasiswa dan tenaga pendidik.

Selain sebagai penyambung lidah KPI dalam meliterasi masyarakat, mahasiswa bisa membentuk kelompok pemantau media dan membuat analisa terhadap isi media yang dipantau. Hasil analisa bisa diserahkan kepada KPID setempat untuk jadi bahan masukan dan pertimbangan KPID terhadap lembaga penyiaran.  

Sementara itu, di tempat yang sama, Anggota KPI Pusat Fajar Arifianto Isnugroho mengharapkan peserta literasi untuk aktif menjadi mitra KPI mengawasi dan melakukan tekanan positif tehadap media dalam hal ini lembaga penyiaran. FAI, panggilan singkat Komisioner bidang Kelembagaan KPI Pusat ini, berpandangan sama dengan BEN agar kalangan pendidik atau mahasiswa membentuk kelempok alternatif semacam forum.

“Ciptakan obrolan dan mendiskusikan tontonan. Dari sini akan muncul sifat-sifat kritis terhadap isi media. Ini sangat baik dan akan memberikan dampak positif,” kata Fajar kepada mahasiswa yang hadir dalam acara literasi media tersebut.

Dalam kesempatan itu, Fajar mengajak pemerintah dan masyarakat Sumatera Barat ikut dalam gerakan sadar media dan menjadikan media tersebut menjadi tontonan yang menyehatkan. “Ayo kita tonton tayangan televisi dengan bijak. Tontonlah televise seperlunya sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan,” kata FAI yang berharap gerakan sadar media menjadi gerakan yang massif di Sumatera Barat. ***

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.